MENGEMBANGKAN KREATIVITAS


 Kreativitas adalah proses timbulnya ide baru, sedangkan inovasi adalah  pengimplementasian ide tersebut sehingga dapat merubah dunia. Kreativitas membelah batasan dan asumsi, dan membuat koneksi pada hal hal lama yang tidak berhubungan menjadi sesuatu yang baru. Inovasi mengambil ide itu dan menjadikannya sebagai proses belajar mengajar atau servis atau proses yang nyata di organisasi sekolah. Suksesnya organisasi pendidikan dimasa depan sangat ditentukan oleh kemampuan kepemimpinan dalam memaksimumkan peluang-peluang yang sangat terbuka pada masa-masa yang tidak  menentu, maka disitulah terletak profesionalisme seorang pengawas yang mampu mendorong kepala sekolah binaannya untuk berpikir kedepan dengan menumbuh kembangkan kreativitas dan inovasi. Sedangkan dalam pengambilan keputusan diperlukan langkah-langkah bijaksana dan pertimbangan matang dengan menyertakan aspek-aspek pengetahuan dan kepribadian sehingga dapat memberikan keseimbangan pada organisasi pendidikan.

 A. KREATIVITAS

1. Pengertian Kreativitas  

Cara berpikir positif mengarahkan pada hal-hal yang baik, dan sesuatu yang buruk itu harus dipandang sebagai  pengalaman dan guru yang terbaik. Cara berpikir yang demikian itu bisa dikatakan cara berpikir kreatif dan produktif.

Manusia pendidik memiliki jiwa mandiri, hal ini didukung oleh cara-cara berpikirnya yang kreatif. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal yaitu pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Berbagai macam

permasalahan bisa memecahkan dengan pemikiran yang kreatif kita. 

Bagaimanakah cara mengembangkan kreativitas seorang pengawas? Kreativitas dapat dikembangkan melalui peningkatan jumlah informasi dan ide ke otak, terutama tentang hal yang baru, dengan memanfaatkan daya ingat, daya khayal dan daya serap dari otak akan dapat ditumbuhkan berbagai ide baru menuju kreativitas. 

Kreativitas adalah karya yang merupakan hasil pemikiran dan gagasan. Ada rangkaian proses yang panjang dan harus digarap terlebih dahulu sebelum suatu gagasan menjadi suatu karya. Rangkaian tersebut antara lain meliputi imajinasi, fiksasi (pengikatan, pemantapan), pengkhayalan ide, formulasi gagasan, penyusunan rencana, dan program tindakan nyata yang harus dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun untuk mewujudkan gagasan tersebut Kreativitas merupakan sumber yang penting dari kekuatan persaingan karena adanya perubahan lingkungan.  Pengawas perlu memahami perbedaan individual kepala sekolah dan guru  sehingga dapat menjalankan perannya dengan baik. Kreativitas pengawas perlu senantiasa dikembangkan seiring

dengan semakin beratnya tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Pendapat lain menyebutkan kreativitas itu adalah kemampuan untuk menciptakan suatu proses belajar mengajar baru ini:

 a. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi atau  melihat hubungan-hubungan baru antara unsur, data, variabel, yang sudah ada sebelumnya.

 b. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Conny Semiawan, 1984). Dalam mengelola pendidikan, keberhasilan seorang pendidik terletak pada sikap dan kemampuan berusaha, serta memiliki semangat kerja yang tinggi.  Seorang pendidik dan tenaga kependidikan yang kreatif dapat menciptakan hal-hal yang baru untuk mengembangkan usahanya. Kreativitas dapat menyalurkan inspirasi dan ilham terhadap gagasan gagasan baru untuk kemajuan dalam bidang usahanya. 

Oleh karena itulah, kita memerlukan pemikiran yang kreatif yang membantu untuk melihat konsekuensi dari tindakan serta untuk memberikan alternatif tindakan.  Pemikiran kreatif berhubungan secara langsung dengan penambahan nilai, penciptaan nilai, serta penemuan  peluang sekolah. Seorang pendidik yang memiliki daya pengembangan kreativitas yang tinggi akan dapat merombak dan mendorongnya di dalam pengembangan lingkungan usahanya menjadi berhasil. Keuntungan yang dapat diperoleh melalui kreativitas seorang pendidik yaitu

a. Meningkatkan efisiensi kerja,

b. Meningkatkan inisiatif,

c. Meningkatkan penampilan,

d. Meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan hasil-hasilnya,

e. Meningkatkan keuntungan,

f. Meningkatkan kewibawaan diri,

g. Meningkatkan keterampilan.

 Tahapan memacu kreativitas yang tinggi menurut Cropley, A. J. (2001)dalam proses kreatif, yaitu:

 a. Latar Belakang atau Akumulasi Pengetahuan

Kreasi yang baik biasanya didahului oleh penyelidikan dan pengumpulan informasi. Hal ini meliputi membaca, berbicara dengan orang lain, menghadiri pertemuan pro-fesional dan penyerapan informasi sehubungan dengan masalah yang tengah digeluti. Pengalaman pengawas terasah melalui proses yang berkelanjutan bukan instan sehingga harus senantiasa dikembangkan dan menjadi pengawas yang perhatian terhadap lingkungannya.

 b. Proses Inkubasi

Dalam tahap ini seseorang tidak selalu harus terus menerus memikirkan  masalah yang tengah dihadapinya, tetapi ia dapat sambil melakukan  kegiatan lain, yang biasa, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah. Akan tetapi, ada waktu-waktu tertentu di mana ia harus menyempatkan diri memikirkan masalah ini untuk pemecahannya.

 c. Melahirkan Ide

Ide atau solusi yang seirama ini dicari-cari mulai ditemukan. Terkadang ide muncul pada saat yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang ada. Ia bisa muncul tiba-tiba. Di sini ia harus dapat dengan cepat dan

tanggap menangkap dan memformulasikan baik ide maupun pemecahan masalah lanjutan dari ide tersebut.

d. Evaluasi dan Implementasi

Tahap ini merupakan tahap tersulit dalam tahapan-tahapan proses kreativitas karena dalam tahap ini seseorang harus lebih serius, disiplin, dan benar-benar berkonsentrasi. Pendidik yang sukses dapat mengidentifikasi ide-ide yang mungkin dapat dikerjakan dan memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Hal penting lain dalam tahapan ini adalah di mana pendidik mencoba-coba kembali ide-ide sampai menemukan bentuk finalnya karena ide yang muncul pada tahap III tadi biasanya dalam bentuk yang tidak sempurna. Jadi, masih perlu dimodifikasi dan diuji untuk mendapatkan bentuk yang baku dan matang dari ide tersebut. 

  

2. Konsepsional Kreativitas dan Pengembangan Diri

Pengertian kreativitas secara tepat menurut para ahli masih sangat beraneka ragam. Sedemikian ragamnya definisi itu, sehingga pengertian  kreativitas tergantung pada bagaimana orang mendefinisikannya. Kemungkinan hal ini disebabkan karena luasnya dan majemuknya konsep kreativitas.  Kreativitas merupakan proses berfikir tingkat tinggi dimana seseorang berusaha untuk menentukan hubungan baru, mendapat jawaban atau metode baru dalam rangka memecahkan masalah., dan merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkan dalam pemecahkan masalah(Semiawan, 1984: 7).  Hal tersebut memberikan gambaran tentang ciri-ciri kreatif secara umum baik dalam berfikir (kognitif) maupun afektif, karena dua hal itu akan mewujudkan tingkah laku kreatif. Jadi antara kemampuan berfikir kreatif dan perasaan untuk berkreatif mempunyai hubungan yang berarti dalam membentuk perilaku kreatif.

 Meningkatnya kreativitas diharapkan  akan meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah pada individu tersebut. 

a. Proses Kreatif 

Dari pendapat para ahli mengenai karakteristik orang kreatif tersebut maka sebenarnya dapat dibedakan antara orang kreatif dengan orang tidak kreatif, ada tiga pokok yang membedakan.

1) Cara berfikir

Orang kreatif berfikirnya fleksibel, divergen, bebas dan orisinil, serta penuh alternatif.

2) Kepribadian 

Orang kreatif memiliki sifat sensitif, mementingkan diri sendiri, terbuka terhadap pengalaman yang baru, memiliki dedikasi dalam melaksanakan tugas, menghargai fantasi dan percaya terhadap gagasan sendiri.

3) Kebiasaan

Orang yang kreatif sering membuat kejutan, senang melakukan tugas-

tugas berat, senang memberikan jawaban bila menanggapi pertanyaan.

 b. Kreativitas dan Pengembangan Diri 

Inteligensi merupakan kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi adalah salah satu faktor di antara faktor yang lain. 

 3. Keterampilan Berfikir Kreatif 

Seharusnya setiap manusia pendidik memiliki jiwa entrepreneurship, hal ini didukung oleh cara-cara berpikirnya yang kreatif. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal, yaitu pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah. Pemikiran yang kreatif kita bisa memecahkan berbagai macam permasalahan.  Contohnya, manusia yang pesimis menganggap hidup ini hanya dipenuhi oleh penderitaan dan masalah yang sulit diatasi, sedangkan manusia yang optimis memandang bahwa hidup ini penuh dengan kesempatan dan kemungkinan untuk maju dan berhasil  dalam hidup. Manusia yang optimis mempunyai daya imajinasi yang positif yang dapat menolong pemikiran yang kreatif. Keinginan, angan-angan, cita-cita, tujuan hidup, masalah kehidupan, perbintangan, nasib, takdir, ataupun segala pengalaman diri kita selama hidup ini dapat merangsang jiwa kita untuk berpikir kreatif. Untuk itu kita hendaknyamemiliki daya cipta yang dinamis.

Ada beberapa hambatan mental yang dapat mengurangi daya imajinasi kita diantaranya:

a. Pandangan hidup yang sempit,

b. Kepercayaan terhadap takhayul,

c. Keputusasaan,

d. Kurangnya kepercayaan pada diri sendiri,

e. Kesombongan,

f. Kedengkian dan iri hati,

g. Kebodohan, dan

h. Kekhawatiran akan kegagalan.

i. Budaya masyarakat

 Pemikiran kreatif harus ditunjang  oleh suatu kepribadian yang kuat. Sukses Pendidik dapat diidentifikasi berdasarkan ide-ide yang mungkin dapat dikerjakan dan memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Para Pendidikyang berada pada tingkat teratas dalam tingkat organisasi pendidikan mempunyai kemampuan untuk merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Para pendidik yang sangat kreatif akan mampu melahirkan generasi yang kreatif.  

Dalam menjalankan tugas kepengawasan, seorang pengawas harus senantiasa mengembangkan sikap kreatif. Kondisi tersebut menjadi keharusan karena tuntutan dan tantangan permasalahan pendidikan yang semakin berat.

 

 4. Mengembangkan Sikap Kreatif

Kekuatan yang dimiliki oleh setiap manusia yang sering disebut dengan daya khayal, melalui daya khayal inilah manusia dapat mencapai kemauan yang tinggi dan kesanggupannya dalam menemukan segala hal. 

Daya khayal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu daya khayal sintesis dan daya khayal kreatif. Daya khayal sintesis adalah untuk tidak menciptakan hal yang baru, tetapi membentuk dan menyusun yang lama dalam bentuk kombinasi baru. Sedangkan daya khayal kreatif adalah menciptakan hal-hal baru terutama apabila daya khayal sintesis tidak bisa bekerja dalam memecahkan suatumasalah. Dalam bulan-bulan diantara dua siklus proses belajar mengajar, dimana terdapat waktu (reses), seorang Pendidik dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk mengembangkan hal-hal yang kreatif.  Pada masa reses itulah seorang Pendidik harus tukar menukar pesan, pendapat, pertemuan, diskusi dan melaksanakan survei dalam bidang pemasaran.  Orang kreatif umumnya suka bekerjasama antara satu dengan yang lainnya. Untuk menciptakan momentum yang positif dan terlibat dalam kancah saling menukar gagasan, ide-ide, maka seorang Pendidik akan terpacu menjadi seorang pemikir, inovasi dan kreatif. Terdapat 14 ciri pokok keberhasilan, dan bukan merupakan ciri-ciri pribadi(personal traits). 

Ciri-ciri tersebut, yang umum dijumpai pada Pendidik yang berhasil di seluruh dunia adalah sebagai berikut:

 a. Dorongan berprestasi yang tinggi. Semua Pendidik yang berhasil memiliki keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi.

 b. Bekerja keras, tidak pernah tinggal diam. Sebagian besar pendidikan “mabuk kerja” demi mencapai sasaran yang ingin dicita-citakan.

 c. Memperhatikan kualitas proses belajar mengajarnya, baik berupa barang maupun jasa. Pendidik menangani dan mengawasi sendiri bisnisnya sampai mandiri sebelum ia mulai dengan usaha baru lagi.

 d. Bertanggung jawab penuh. Pendidik sangat bertanggung jawab atas usaha  mereka, baik secara moral, legal, maupun mental.

 e. Berorientasi pada imbalan wajar. Pendidik mau berprestasi, kerja keras, dan bertanggung jawab, dan mereka mengharapkan imbalan sepadan dengan usahanya. Imbalan itu tidak hanya berupa uang, tetapi juga pengakuan danpenghormatan. 

f. Optimis, berkewajiban akan berhasil. Pendidik hidup dengan pedoman bahwa semua waktu baik untuk sekolah maupun untuk pribadinya harus berhasil secara se-imbang. 

 g. Berorientasi pada hasil kerja yang baik  (excellence oriented). Seringkali Pendidik ingin mencapai sukses yang menonjol, dan menuntut segala yang kelas pertama  (first class). Mereka selalu tidak puas atas karya yang dihasilkan. 

 h. Mampu mengorganisasikan. Kebanyakan pendidik mampu memadukan bagian-bagian dari usahanya dalam upaya mencapai hasil maksimal bagi usahanya.  Mereka umumnya diakui sebagai “komandan” yang berhasil.

  i. Berorientasi pada uang. Uang yang dikejar oleh para pendidik tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usaha saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan. 

Seorang pendidik yang kreatif dan inovasi akan mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi sekolah pada zaman sekarang. 

Pendidik meningkatkan inovasi yang lahir dari hasil penelitian serius dan terarah karena adanya kesempatan peluang-peluang sekolah. Inovasi-inovasi yang berhasil adalah yang sederhana dan terfokuskan. Inovasi proses belajar mengajar dan pelayanan harus terarah secara spesifik, jelas, dan memiliki desain yang dapat diterapkan dengan kebaradaan inovasi itu sendiri.

KESIMPULAN

       Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Pengawas ataupun pendidik dituntut untuk dapat berfikir kreatif. Pemikiran kreatif didukung oleh dua hal yakni pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah.